Senin, 26 Mei 2008

''Sapi - sapi itu Dibiarkan 24 Jam di Ladang''





DIBIARKAN : Sapi milik Rukhani, warga Desa Kaliombo Kecamatan Sulang dibiarkan tanpa penjagaan selama 24 jam di kandang yang terletak di ladang. Warga Kaliombo mempercayai, maling tidak akan berani datang mengambil sapi.



Rukhani (45) merajang dedaunan dengan lincah. Setelah cukup lembut, warga Desa Kaliombo Kecamatan Sulang itu kemudian mencampurkan dedaunan itu dengan air yang telah disiapkan dalam ember plastik hitam. Matahari sedang terik menancap di ubun-ubun ketika pria yang selalu bertutur kata kalem itu menyodorkan ember plastik hitam itu ke moncong sapi peliharaannya.
Tidak seperti warga desa lain, warga Desa Kaliombo seperti Rukhani memiliki tradisi unik dalam memelihara sapi. Warga desa itu tidak memelihara sapi di lingkungan pemukiman. Justru siang dan malam , sapi-sapi milik warga itu dibiarkan saja tanpa penjagaan di ladang yang memiliki jarak tak kurang 1 KM dari pemukiman. Meski dipelihara jauh dari pemukiman, namun warga mengaku tidak khawatir sapi mereka akan hilang dicuri orang. ''Saya tidak khawatir. Karena meskipun hilang, sapi saya ini pasti akan kembali lagi,'' tutur Rukhani sembari beristirahat memandangi sapinya.
Kebiasaan warga memelihara sapi jauh dari pemukiman ini, bukannya tanpa alasan. Warga mengatakan dengan memelihara sapi di rumah, mengakibatkan pemukiman menjadi kotor. Selain itu dengan meletakkan sapi di ladang, warga mengaku lebih mudah dalam memberi makan dan membersihkan kotoran sapi. ''Makanan sapi tinggal ambil di ladang. Sedangkan kotorannya bisa cepat diangkut untuk pupuk,'' tutur Leles (38), warga lainnya.
Dijaga Danyang
Alasan lainnya yang membuat warga mantap meletakkan sapinya di ladang adalah adanya sebuah kepercayaan yang menyatakan sapi-sapi itu dijaga oleh danyang (penjaga desa-red). Keberadaan danyang itu, kata Sungkono (40), dipercayai warga melalui cerita turun-temurun. Syahdan, katanya, seorang maling sapi pada suatu malam menyatroni desa itu. Beberapa ekor sapi telah berhasil dibawa oleh si maling. Namun apa lacur maling itu seperti tidak menemukan jalan untuk keluar dari Desa Kaliombo.
Dengan sapi di tangan, maling itu hanya berputar-putar keliling desa hingga pagi menjelang. Maling itu-pun berhasil ditangkap oleh warga. ''Cerita orang-orang tua di desa, maling itu merasa dijerumuskan oleh danyang ke dalam danau luas setiap kali hendak melangkah keluar dari desa. Sehingga maling itu tidak bisa keluar dari Desa Kaliombo,'' tutur Sungkono sembari mengutarakan saat ini seringkali sapi yang sudah dicuri orang bisa kembali.
Entah hanya kebetulan atau bagaimana, cerita dari mulut ke mulut itu sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Di sekeliling ladang yang juga menjadi kandang bagi ratusan sapi milik warga itu akan segera didirikan embung seluas 50 hektare dengan air yang melimpah ruah. Hanya saja pertanyaannya kini, akankah danyang Desa Kaliombo akan membantu warga seandainya terjadi proses pembebasan tanah embung merugikan warga? Wallahuallam (Suara Merdeka - Suara Muria/25/3/08)

Tidak ada komentar: